
Kratom (Mitragyna speciosa) tumbuh subur di alam tropis Indonesia, terutama di wilayah Kalimantan dan sebagian Sumatera. Meskipun tanaman ini masih sering dipandang sebelah mata di dalam negeri, negara lain justru telah memanfaatkannya sebagai komoditas bernilai tinggi. Di pasar global, kratom sangat diminati, terutama sebagai suplemen herbal, alternatif manajemen nyeri, dan produk wellness. Mari kita simak Potensi Kratom di Marketplace Global!
Ironi Global: Indonesia Penghasil Utama, Tapi Bukan Pemain Utama
Ironisnya, meskipun Indonesia memasok lebih dari 90% kebutuhan kratom dunia, posisi kita di ekosistem bisnis global justru masih pasif. Sementara negara lain mengemas ulang kratom asal Indonesia dengan merek mereka sendiri, banyak pelaku usaha lokal hanya menjadi penonton. Akibatnya, potensi ekonomi yang besar justru dinikmati oleh pihak asing.
1. Tren Pasar Kratom Global: Permintaan Terus Meningkat
Selama dekade terakhir, permintaan kratom di pasar internasional terutama di Amerika Serikat dan Eropa meningkat drastis. Di AS saja, lebih dari 15 juta orang rutin mengonsumsi kratom untuk berbagai kebutuhan, seperti:
- Alternatif non-reseptor bagi opioid
- Pengurang kecemasan
- Peningkat fokus dan energi
- Suplemen daya tahan tubuh
Selain itu, tren konsumsi kratom berkembang secara organik, didorong oleh penetrasi e-commerce global melalui platform seperti Amazon, Etsy, eBay, Shopify, dan website direct-to-consumer milik brand independen.
2. Indonesia: Raja Produksi, Tapi Masih Jadi Penonton
Meskipun Indonesia khususnya Kalimantan Barat telah menjadi tulang punggung pasokan kratom dunia, sebagian besar produk masih dijual dalam bentuk mentah tanpa merek. Dampaknya sangat jelas:
- Petani hanya menerima harga minimal
- Tidak ada kontrol atas brand dan distribusi
- Nilai tambah diekspor bersama bahan mentah
- Importir luar negeri yang mengatur harga akhir
Sebagai perbandingan, harga kratom di marketplace global bisa mencapai 10 hingga 20 kali lipat dari harga di tingkat petani. Tanpa strategi branding dan distribusi, Indonesia terus kehilangan peluang emas ini.
3. Saatnya Pelaku Usaha Indonesia Ambil Alih!
Kabar baiknya, peluang untuk mengubah keadaan terbuka lebar. Pelaku usaha Indonesia bisa mengambil peran lebih aktif melalui strategi-strategi berikut:
a. Ekspor Langsung: Mulai dari Sekarang
Dengan dukungan regulasi ekspor herbal dan kemudahan akses platform e-commerce global, kini eksportir lokal bisa menjual langsung ke pasar luar negeri. Beberapa hal yang perlu disiapkan:
- Sertifikasi laboratorium (COA, logam berat, mikrobiologi)
- Dokumen ekspor dan perizinan lengkap
- Desain kemasan serta label yang sesuai regulasi tujuan ekspor
b. Kembangkan Produk Bernilai Tinggi dan Ber-Brand
Jangan hanya menjual daun mentah! Kita bisa mengembangkan kratom menjadi berbagai produk bernilai tinggi, seperti:
- Kapsul suplemen herbal
- Teh kratom (tea blend)
- Produk wellness dengan kombinasi adaptogen
- Ekstrak kratom berkualitas premium
Dengan kemasan menarik, edukasi produk yang tepat, serta strategi digital marketing yang efektif, produk lokal bisa menjelma menjadi brand global.
c. Bangun Kolaborasi Rantai Pasok yang Kuat
Transformasi ini membutuhkan kolaborasi antar pelaku industri. Peran masing-masing pihak harus jelas:
- Petani memastikan kualitas daun terbaik
- Eksportir menangani logistik dan legalitas
- Kreator brand fokus membangun pasar dan konsumen global
Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.
4. Tantangan Memang Ada, Tapi Bisa Diatasi
Tentu saja, transformasi ini tidak mudah. Namun, setiap tantangan bisa dipecahkan dengan pendekatan strategis dan kolaboratif. Beberapa kendala yang perlu dihadapi:
- Minimnya edukasi tentang legalitas dan peluang ekspor
- Belum adanya standar mutu dan kualitas produk
- Ketidakpastian regulasi dari FDA (AS) dan Uni Eropa
- Terbatasnya akses pembiayaan untuk UMKM kratom
Meski demikian, dengan roadmap ekspor yang jelas dan sinergi antar pemangku kepentingan, tantangan ini justru bisa menjadi titik awal perubahan.
5. Kesimpulan: Jangan Lagi Jadi Penonton, Jadilah Pemain Utama!
Kratom bukan sekadar daun, melainkan simbol potensi besar Indonesia di panggung herbal dunia. Kini saatnya kita:
- Naik kelas dari penjual bahan mentah menjadi pemilik brand
- Menikmati sendiri nilai tambah dari sumber daya lokal
- Memberdayakan petani dan menciptakan lapangan kerja baru
Jika kita bersatu, berinovasi, dan berani mengambil peran, maka Indonesia bisa berdiri sebagai pemain utama dalam industri kratom global.

